Rabu, 24 April 2013

Berilah Kesempatan Buah Hati Anda Untuk Mengenal Rasa Sakit



Pernahkah Anda melarang atau mencegah buah hati Anda yang masih balita untuk melakukan hal-hal yang berbahaya, misalnya memanjat pohon atau loncat-loncat yang sangat tinggi atau kegiatan fisik lainnya yang mendebarkan. Tentunya saya yakin Anda semua sering melakukannya. Padahal mereka sangat tidak suka jika dilarang ini dan itu. Tentu saja niat Anda melarang adalah buah dari kekhawatiran akan akibat yang sangat tidak menyenangkan bagi buah hati Anda.

Anak-anak dikaruniai rasa ingin tahu yang sangat tinggi terhadap hal-hal baru yang menyenangkan bagi mereka. Mereka belum bisa memikirkan akibat yang akan menimpa. Mereka hanya merasa tertantang untuk tahu dan merasakan pengalaman yang belum pernah dimiliki sebagai buah rasa ngin tahu yang tinggi. 


Satu poin yang patut disyukuri adalah jika buah hati Anda memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Itu adalah modal yang sangat penting untuk mengembangkan daya akal yang sudah dikaruniakan Tuhan. Hanya karena emosi dan akal yang dimiliki belum bekerja dengan seimbang, maka mereka cenderung belum bisa memperkirakan akibat yang akan menimpa. Namun, dengan mereka mencoba hal baru yang menantang rasa ingin tahunya mereka akan memiliki pengalaman yang sangat baik dan tersimpan kuat dalam memori. 


Pengalaman-pengalaman semacam jatuh, terluka, berdarah, sakit dan sejenisnya akan memberikan pemahaman yang sangat berguna bagi anak-anak. Mereka mulai mengenal rasa sakit, jatuh terluka dan sejenisnya. Dengan pengenalan itu anak-anak akan mulai berfikir untuk mempertimbangkan sebelum merasakan jatuh, sakit, terluka untuk kedua kalinya. Dan yang lebih penting adalah rasa penasarannya terbunuh. 

Bisa Anda bayangkan jika rasa penasarannya belum terbunuh hingga dewasa, maka anak Anda tidak akan pernah mengerti bagaimana rasa sakit itu. Hingga saat dewasa bisa melakukn hal-hal yang lebih mengkhawatirkan dan akibatnya lebih berbahaya. Tentu saja untuk membunuh rasa penasaran yang telah dipendam lama kadang diperlukan peristiwa yang lebih besar dengan akibat yang lebih besar pula. Bukankah lebih berbahaya kan?


Jadi, biarkanlah rasa penasaran anak terbunuh saat akibat yang akan diderita masih belum seberapa. Tentu saja Anda sebagai orang tua tetap mengawasi sejauh mana rasa sakit yang akan timbul, sekiranya rasa sakit itu sangat besar sebaiknya anak dicegah untuk berbuat yang diluar batas kemampuannya. Tentu saja dengan cara yang baik dan tidak melukai rasa ingin tahunya. Justru penuhilah rasa ingin tahu mereka dengan penjelasan yang jujur dan bisa diterima akal mereka. Dan penting sekali saat menjelaskan pada anak adalah ketika kondisi emosinya stabil atau sedang ceria. 


Apabila Anda bisa melakukan hal tersebut dengan baik, maka Anda telah menyelamatkan semangat hidup anak Anda untuk seterusnya. Bayangkan anak Anda adalah anak yang pintar tetapi tidak memiliki semangat hidup hanya karena takut salah atau takut jatuh maka sampai dewasa pun anak Anda masih terus takut dan akan terus bergantung pada Anda. Mengapa? Karena tidak pernah diberi kesempatan untuk menjajal kemampuannya. Tugas orang tua adalah menyiram benih yang sudah ada supaya tumbuh subur bukan memaksakan benih sesuai keinginan Anda. Ingat, membunuh seorang anak tidak harus dengan menghabisi nyawanya, cukup matikan semangat hidupnya maka pada dasarnya anak Anda telah mati. Selamat menumbuhkan benih buah hati Anda Ayah dan Bunda.


Best Regards,
~asna rosela~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar